29 September 2011

Tips Ketika Cedera Muskuloskeletal (Terkilir/Keseleo)

Kata ”trauma” sering disalah persepsikan oleh orang awam. Masyarakat sering mendefinisikan trauma sebagai suatu kejadian di masa lalu yang menyebabkan ketidaknyamanan pikiran di saat ini. Namun, bagi kalangan medis, trauma bukan hanya ada di pikiran, tapi juga dapat diakibatkan oleh benturan, zat kimia, api, dll. Seperti halnya memar yang merupakan trauma akibat benda tumpul, luka sayat yang merupakan trauma benda tajam, dll. Salah satu bentuk trauma yang sering kita jumpai sehari-hari adalah sprain, atau dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai keseleo.

Per definisi, sprain merupakan teregangnya atau robeknya ligamen (yaitu jaringan ikat yang menghubungkan dua atau lebih tulang dalam sebuah sendi). Sprain dapat disebabkan oleh jatuh, terpelintir, atau tekanan pada tubuh yang menyebabkan tulang pada sendi bergeser sehingga menyebabkan ligamen teregang atau bahkan robek. Biasanya, sprain terjadi pada keadaan seperti saat orang terjatuh dengan bertumpu pada tangan, mendarat dengan bagian luar dari kaki, atau mendatar keras di tanah sehingga menyebabkan lutut terpelintir.

Meskipun sprain dapat muncul baik pada bagian tubuh atas maupun bawah, Namun tempat paling sering terjadinya sprain adalah pada pergelangan kaki. Data menunjukkan terdapat lebih dari 25.000 orang menderita sprain pada pergelangan kakinya tiap harinya.

Gejala yang dapat dirasakan jika seseorang mengalami sprain adalah nyeri, bengkak, memar, tidak stabil, dan hilangnya kemampuan untuk menggerakkan sendi. Meskipun begitu, gejala dan tanda ini dapat sangat bervariasi dalam hal beratnya, tergantung seberapa parahnya sprain yang terjadi. Terkadang orang yang mengalami sprain merasa ada yang robek saat cedera terjadi.

Prinsip utama penatalaksanaan sprain adalah mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terjadi. Langkah yang paling tepat sebagai penatalaksanaan tahap awal (24-48 jam) adalah prinsip RICE (rest, ice, compression, elevation), yaitu :

Rest (istirahat)
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cedera selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari kayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera.

Ice (es)
Letakkan es yang sudah dihancurkan kedalam kantung plastik atau semacamnya. Kemudian letakkan pada tempat yang cedera selama maksimal 2 menit guna menghindari cedera karena dingin.

Compression (penekanan)
Untuk mengurangi terjadinya pembengkakan lebih lanjut, dapat dilakukan penekanan pada daerah yang cedera. Penekanan dapat dilakukan dengan perban elastik. Balutan dilakukan dengan arah dari daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung.

Elevation (peninggian)
Jika memungkinkan, pertahankan agar daerah yang cedera berada lebih tinggi daripada jantung. Sebagai contoh jika daerah pergelangan keki yang terkena, dapat diletakkan bantal atau guling dibawahnya supaya pergelangan kaki lebih tinggi daripada jantung. Tujuan daripada tindakan ini adalah agar pembengkakan yang terjadi dapat dikurangi.

Kita selalu bertanya, pada keadaan yang bagaimana kita perlu menemui dokter? Keadaan-keadaan berikut di bawah ini merupakan indikasi kita untuk membawa diri kita ke dokter :

Anda menderita rasa sakit yang sangat dan bahkan sendi yang terkena tidak dapat digunakan untuk menahan beban sedikitpun.
Pada sendi yang terkena terlihat adanya memar selain adanya bengkak
Sendi yang terkena tidak dapat digerakkan
Anda tidak dapat berjalan lebih dari 4 langkah tanpa rasa sakit
Sendi anda terasa bergeser saat akan digerakkan
Sendi yang terkena terasaa baal
Anda ragu apakah cedera yang rasa alami itu serius atau tidak

1 komentar:

masukkan komentar Anda di sini

Cara mengetahui data di kolom Spreadsheet sudah ada yang sama (Duplikat)

Ketika kita menginput data yang cukup banyak, bisa jadi disaat penginputan data tersebut ada data yang duplikat atau sudah pernah diinput se...